Kamis, 30 Mei 2013
Hidayatullah.com--China telah memberlakukan peraturan yang membatasi praktik-praktik keislaman atas penduduk minoritas Uighur sehingga sangat menghambat kebebasan beragama, kata kelompok advokasi memperingatkan, Rabu (29/05/2013).
Kelompok HAM Uighur berbasis di Amerika Serikat, dalam penelitian yang didasarkan pada wawancara terhadap masyarakat Uighur, mengatakan, China melaksanakan tindakan represif "tak henti-hentinya" terhadap rakyat di wilayah Xinjiang barat laut yang umumnya muslim.
Penelitian mengungkapkan, China memang mengambil pendekatan yang lebih halus dari sekedar melarang praktik keagamaan, tetapi sesungguhnya telah "semakin menyempitkan" ruang lingkup kegiatan keagamaan melalui peraturan nasional tentang agama yang diberlakukan pada tahun 2005.
"Apa yang kami temukan adalah, ada sejumlah regulasi yang menyulitkan masyarakat Uighur setiap hari. Ada kebingungan, orang-orang menghadapi ketidakyakinan, mana yang boleh dan mana yang tidak?" kata penulis pembantu, Henryk Szadziewski, dalam diskusi panel.
"Kenyataannya adalah, praktik-praktik yang dilakukan sehari-hari selalu diwaspadai," katanya di Capitol Hill.
Penelitian menyebutkan, penduduk Xinjiang, yang juga disebut sebagai etnis Turkistan Timur, tidak diizinkan masuk masjid jika masih berusia di bawah 18 tahun, atau berstatus pegawai pemerintah.
Penelitian yang diberitakan ABS-CBNnews itu juga menyebutkan, ketika umat Islam menjalankan puasa pada bulan suci Ramadhan, restoran dipaksa untuk tetap buka pada siang hari. Mahasiswa dan pekerja pemerintah dipaksa untuk makan.
"Pihak berwenang di China memberlakukan hukuman penjara terhadap praktik keagamaan tersebut yang dianggap "ilegal", dan rakyat Uighur yang menggunakan jenggot dan pakaian cadar dilarang memasuki gedung-gedung pemerintahan," katanya.
Penelitian itu menyerukan China untuk mengakhiri praktik-praktik pembatasan dan membolehkan para ulama diizinkan terlibat dalam pembuatan peraturan keagamaan.
Dari pihak China berpendapat, telah melakukan pembangunan pada kelompok minoritas tersebut. Langkah-langkah keamanan yang dilakukan di Xinjiang sebagai bentuk kewaspadaan, terkait peristiwa 11 September 2001 di Amerika Serikat.
Para pengamat yang berbasis di Barat mengatakan, warga Uighur bersikap moderat dan kecil kemungkinan memiliki hubungan dengan kelompok Al-Qaidah.
Kerusuhan yang melibatkan etnis Uighur dan masyarakat China mayoritas, Han, di ibukota Xinjiang, Urumqi, pada tahun 2009, menewaskan sekitar 200 orang.*
Rep: Insan KamilRed: Syaiful Irwan
30 May, 2013
-
Source: http://hidayatullah.com/dev/read/28782/30/05/2013/china%20batasi%20kegiatan%20islam%20pada%20etnis%20uighur.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com Description: China Batasi Kegiatan Islam pada Etnis Uighur
Description: China Batasi Kegiatan Islam pada Etnis Uighur - Rating: 4.5 - Reviewer: Unknown - ItemReviewed: China Batasi Kegiatan Islam pada Etnis Uighur